Perkembangan dan Teknologi Ekskavator
Perkembangan dan Teknologi Excavator. Setiap peralatan teknologi pasti mengalami perkembangan. Begitu juga yang dialami oleh excavator, dari tahun ke tahun teknologi yang digunakan makin canggih. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Nah dibawah ini adalah ulasan mengenai excavator.
Excavator pertama di dunia
Excavator pertama hanya dilengkapi dengan teknologi bucket (alat keruk) yang ditarik oleh rantai dan seling. Mesinnya digerakan oleh mesin uap dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat. Namun saat sedang melakukan penggalian ekskavator ini mengalami kerusakan ketika mencapai putaran 90 derajat.
Setelah membuat excavator pertama William pindah ke Philadelphia untuk menyempurnakan karyanya. Dia berusaha mencoba meyakinkan Joseph Harrison manajer operasional perusahaan “Garrett and Eastwick” untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836. Dan usulannya tersebut diterima. Hingga pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator ini.
Pada tahun 1838 terjadi lagi kesalahan serupa pada spesifikasi teknik sehingga membuat excavator buatannya terbakar dan hancur. Hal ini membuat hak patent atas penemuan excavator berakhir pada tanggal 27 oktober 1838. Di tahun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah resmi memperoleh validitas. Excavator hasil karya William secara resmi diakui dengan sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” (Kren penggali dan pemindah tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama. Excavator ini memiliki spesifikasi bucket (alat keruk) 1,15 meter kubik dengan kemampuan produktivitas menggali tanah 64 meter kubik per jam. Tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator di dunia dan merupakan excavator pertama dalam sejarah yang diciptakan oleh William.
Penggunan Teknologi modern
Awalnya fungsi excavator hanyalah sebagai alat penggali tanah, berjalan di atas rel kereta api dan menggunakan motor mesin uap serta menggunakan sistem manual berupa seling dan rantai untuk menggerakkan bucket (alat kerja/alat keruk), dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.
Namun seiring perkembangan jaman, teknologi excavator bertambah baik dengan menggunakan sistem teknologi yang canggih. Selain itu memiliki multi fungsi sebagai alat serbaguna. Mesin penggeraknya telah menggunakan tenaga hidrolik, putarannya 360 derajat tanpa berhenti dan dapat bekerja diatas air. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Teknologi baru yang terdapat pada excavator adalah dapat digunakan sebagai alat pemecah batu yang dilengkapi dengan palu pemukul (breaker).
Excavator terbesar
Tahun 1978, diciptakan ekskavator terbesar di dunia yang dinakaman Bagger 288. Ekskavator ini dibuat di jerman dengan bobot 13.500 ton, panjang 240 meter, tinggi 96 meter dan lebar 46 meter. Excavator Bagger 288 saat itu digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan overburden dan extrations, misalnya menggali deposit mineral raksasa seperti batubara, menggali saluran pipa gas bawah tanah, pipa minyak, kabel komunikasi, penyulingan air dan pusat pipa pemanas.
Ekskavator raksasa ini memiliki 10 bucket (alat keruk) dan masing-masing bucket berkapasitas 6,6 meter kubik. Bagger 288 memiliki kemampuan menggali tanah sebanyak 240.000 meter kubik perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola dengan tanah setinggi gedung berlantai 10 hanya dalam waktu sehari
Sumber referensi :
Sejarah dan perkembangan ekskavator https://www.facebook.com/permalink.php?id=132510033515749&story_fbid=344348932331857 diakses tanggal 29 agustus 2015
Excavator pertama di dunia
Excavator pertama hanya dilengkapi dengan teknologi bucket (alat keruk) yang ditarik oleh rantai dan seling. Mesinnya digerakan oleh mesin uap dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat. Namun saat sedang melakukan penggalian ekskavator ini mengalami kerusakan ketika mencapai putaran 90 derajat.
Setelah membuat excavator pertama William pindah ke Philadelphia untuk menyempurnakan karyanya. Dia berusaha mencoba meyakinkan Joseph Harrison manajer operasional perusahaan “Garrett and Eastwick” untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836. Dan usulannya tersebut diterima. Hingga pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator ini.
Pada tahun 1838 terjadi lagi kesalahan serupa pada spesifikasi teknik sehingga membuat excavator buatannya terbakar dan hancur. Hal ini membuat hak patent atas penemuan excavator berakhir pada tanggal 27 oktober 1838. Di tahun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah resmi memperoleh validitas. Excavator hasil karya William secara resmi diakui dengan sebutan “The Crane-dredge for excavation and earth removals” (Kren penggali dan pemindah tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama. Excavator ini memiliki spesifikasi bucket (alat keruk) 1,15 meter kubik dengan kemampuan produktivitas menggali tanah 64 meter kubik per jam. Tahun 1940 tercatat ada 7 unit excavator di dunia dan merupakan excavator pertama dalam sejarah yang diciptakan oleh William.
Penggunan Teknologi modern
Awalnya fungsi excavator hanyalah sebagai alat penggali tanah, berjalan di atas rel kereta api dan menggunakan motor mesin uap serta menggunakan sistem manual berupa seling dan rantai untuk menggerakkan bucket (alat kerja/alat keruk), dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat.
Namun seiring perkembangan jaman, teknologi excavator bertambah baik dengan menggunakan sistem teknologi yang canggih. Selain itu memiliki multi fungsi sebagai alat serbaguna. Mesin penggeraknya telah menggunakan tenaga hidrolik, putarannya 360 derajat tanpa berhenti dan dapat bekerja diatas air. Excavator mampu menyelesaikan pekerjaan berat yang tidak bisa dilakukan oleh alat berat lain, bekerja di atas air, bekerja di atas bebatuan, serta tangguh bekerja di segala medan berat dengan cepat dan menjadi aktor utama dalam pekerjaan proyek raksasa seperti pertambangan. Teknologi baru yang terdapat pada excavator adalah dapat digunakan sebagai alat pemecah batu yang dilengkapi dengan palu pemukul (breaker).
Excavator terbesar
Tahun 1978, diciptakan ekskavator terbesar di dunia yang dinakaman Bagger 288. Ekskavator ini dibuat di jerman dengan bobot 13.500 ton, panjang 240 meter, tinggi 96 meter dan lebar 46 meter. Excavator Bagger 288 saat itu digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan overburden dan extrations, misalnya menggali deposit mineral raksasa seperti batubara, menggali saluran pipa gas bawah tanah, pipa minyak, kabel komunikasi, penyulingan air dan pusat pipa pemanas.
Ekskavator raksasa ini memiliki 10 bucket (alat keruk) dan masing-masing bucket berkapasitas 6,6 meter kubik. Bagger 288 memiliki kemampuan menggali tanah sebanyak 240.000 meter kubik perhari dan cukup untuk mengisi semangkok lapangan sepakbola dengan tanah setinggi gedung berlantai 10 hanya dalam waktu sehari
Sumber referensi :
Sejarah dan perkembangan ekskavator https://www.facebook.com/permalink.php?id=132510033515749&story_fbid=344348932331857 diakses tanggal 29 agustus 2015
Post a Comment for "Perkembangan dan Teknologi Ekskavator"